Minggu, 19 Mei 2013

Teknologi Proyektor Elektronik

Ditinjau dari teknologinya, proyektor memiliki karakteristik berbeda-beda. Teknologi yang dimaksud di sini adalah teknologi pada Image Engine atau disebut juga Light Engine. Ada beberapa sistem Light Engine, yang banyak dikenal saat ini adalah CRT (Cathode Ray Tube), LCD (Liquid Crystal Display), DLP (Digital Light Processing), dan yang terbaru adalah LCoS (Liquid Crystal on Silicon).

Light Engine merupakan bagian yang memproyeksikan gambar. Dalam hal ini Light Engine mendapatkan bahan berupa sinyal analog dari perangkat media lain. Berikut gambaran dari berbagai teknologi proyektor :
  • CRT (Cathode Ray Tube)
CRT atau sering disebut juga dengan Cathoda Ray Tube yang memanfaatkan Proyektor kuno tabung gambar yang telah digunakan pada TV konvensional selama beberapa dekade. Dengan jenis proyektor ini, tiga CRT, plus lensa pembesar, digunakan untuk melemparkan sebuah gambar ke layar. Para CRT digunakan untuk memproyeksikan warna utama, merah, biru dan hijau. 

Adanya tiga tabung yang berbeda-beda warna dalam proyektor CRT, membuat proyektor ini lumayan besar dan berat. Sehingga dianggap kurang fleksibel untuk digunakan pada presentasi-presentasi dalam ruang yang kecil. Proyektor semacam ini bekerja dengan baik untuk menghasilkan kontras yang besar, sangat berbeda kulit hitam, dan warna yang besar. CRT karena gambar tersebut tidak dipindai dengan berkas elektron, mereka tidak terbatas pada kisaran tertentu dan menawarkan piksel lintang yang lebih besar dalam hal resolusi layar.  

Secara keseluruhan, sebuah proyektor CRT memberi pemirsa yang sangat memuaskan, kualitas gambar film. Tidak seperti DLP dan model LCD, CRT proyektor tidak memiliki bola lampu yang memerlukan penggantian, yang akan menghemat uang konsumen. Juga, model CRT terakhir selama 20, 000 jam - hidup yang relative panjang. 

Ada beberapa kelemahan proyektor semacam ini. Disamping harganya cukup mahal dan fisik yang cukup besar, proyektor CRT dapat bekerja secara maksimal dengan ruangan yang cukup gela

 
  Light Engine pada proyektor teknologi CRT
 Proyektor teknologi CRT
  • LCD (Liquid Crystal Display)  
Bekerja berdasarkan prinsip pembiasan cahaya yang dihasilkan oleh panel-panel LCD. Panel ini dibuat terpisah berdasarkan warna-warna dasar, merah, hijau dan biru (R-G-B). Sehingga terdapat tiga panel LCD dalam sebuah proyektor. Warna gambar yang dikeluarkan oleh proyektor merupakan hasil pembiasan dari panel-panel LCD setelah melalui proses penyaringan menggunakan Cermin Dichroic atau disebut juga Dichroic Mirror yang berfungsi memisahkan warna menurut gelombangnya yang kemudian disatukan oleh sebuah prisma khusus.

Gambar yang telah disatukan tersebut kemudian dilewatkan melalui lensa dan ditembakan pada layar sehingga dapat dilihat sebagai gambar utuh. Gambar yang dihasilkan proyektor LCD memiliki kedalaman warna yang baik karena warna yang dihasilkan olah panel LCD langsung dibiaskan lensa ke layar. Selain itu gambar pada proyektor LCD juga lebih tajam dibandingkan dengan hasil gambar proyektor DLP.

Kelebihan lain dari LCD adalah penggunaan cahaya yang lebih efisien sehingga dapat memproduksi "ansi lumens" yang lebih tinggi dibandingkan proyektor dengan teknologi DLP. Sedangkan kelemahan teknologi LCD adalah besar piksel yang terlihat jelas di gambar. Ini yang menyebabkan teknologi LCD kurang cocok untuk memutar film karena akan terasa seperti melihat film dari balik mata yang terhalang "selaput katarak". 
 
Sistem pemecah warna pada proyektor teknologi LCD
Bentuk fisik LCD Panel pada proyektor teknologi LCD
Proyektor Teknologi LCD
  • DLP (Digital Light Processing)
Digital Light Processing atau yang disingkat dengan DLP kali pertama dikembangkan oleh Texas Instrument. Pada DLP, cahaya terlebih dahulu akan mengenai sebuah Color Wheel berbentuk roda warna. Kemudian warna yang diperoleh akan mengenai Digital Micromirror Devices (DMD). Dari DMD inilah kemudian cahaya akan diproyeksikan dengan cara dipantulkan ke layar. 

DMD adalah sebuah optical chip yang terdiri dari tiga lapis cermin-cermin micro yang masing-masing lapisan dipisahkan oleh rongga udara yang memungkinkan cermin untuk miring sejauh -10 sampai +10 derajat. Kemiringan setiap cermin DMD akan diatur oleh sebuah chip khusus yang ada pada DMD.
Pada chip DLP ini terdapat cermin-cermin yang berukuran mikro (sepersejuta) yang terbuat dari alumunium dan berfungsi untuk mematulkan cahaya untuk membentuk citra. Cermin-cermin ini dapat bergerak membelokkan cahaya sampai 5000 kali per detik. Perbedaan lain juga terdapat pada cara DLP memberi warna pada cahaya yang lewat lampu proyektor. Cermin mikro pada chip DLP tidak memiliki warna yang spesifik untuk memberi warna pada gambar. Sehingga diperlukan color wheel (berupa roda warna yang berisi warna-warna dasar merah, hijau dan biru) yang berputar dengan ritme tertentu dan tersinkronisasi dengan pergerakan cermin mikro. Cahaya yang tidak dipakai pada gambar akhir akan dibelokkan keluar dari jalur bias oleh cermin mikro.
Keberadaan DMD membuat DLP hanya membutuhkan satu set optic saja. Kesederhanaan ini membuat proyektor DLP lebih ringkas dan ringan. Beratnya dapat mencapai kurang dari 250 gram. Contrast Ratio dan struktur pixel DLP juga lebih baik. Meskipun pada beberapa sisi DLP lebih baik dari LCD, DLP juga memiliki kekurangan. Penggunaan colorwheel pada DLP mengurangi nilai brightness proyektor. 
Keunggulan teknologi DLP terdapat pada ringkasnya ruang cahaya yang diperlukan. Hal ini tentu mempengaruhi ukuran "bodi" proyektor. Selain itu, kontras warna yang dihasilkan proyektor DLP sangat baik dengan kualitas warna hitam yang lebih baik. Piksel yang terlihat pada gambar yang dihasilkan oleh proyektor LCD juga dapat diminimalisir dengan baik oleh teknologi DLP. Sedangkan kelemahan DLP terdapat pada roda warna yang merupakan salah satu komponen pentingnya. Pada beberapa kasus, lingkaran warna ini dapat menghasilkan "efek pelangi". Yaitu munculnya warna asing di luar 3 warna primer yang ada akibat kesalahan perputaran lingkaran warna
 Sistem reflektif pada proyektor teknologi DLP
Chip DMD
Proyektor teknologi DLP
  • LCoS (Liquid Crystal on Silicon) 
Teknologi LCoS ini memanfaaatkan keunggulan dua teknologi sebelumnya yaitu LCD dan DLP. LCoS memakai teknologi reflective namun dengan menggunkan LCD, dan bukan menggunakan cermin mikro layaknya DLP. LCoS menggunakan panel LCD. Hanya saja, pada lapisan bagian dasarnya terdapat cermin. Sehingga, saat kristal cair terbuka dan tertutup, cahaya akan dipantulkan atau diblok. Proses ini akan termodulasi dengan cahaya, hingga membentuk gambar, yang kemudian dipancarkan melalui lensa untuk diteruskan ke permukaan layar. 

 Projector LCoS biasanya menggunakan tiga chip LCoS. Masing-masing untuk memodulasi warna merah, hijau dan biru. Mirip dengan teknologi projector LCD yang mmenggunakan tiga panel. Keduanya mereproduksi warna secara simultan atau bersamaan, tidak ada roda warna atau color wheel yang berputar layaknya projector DLP keeping tunggal atau single chip.

         Sistem reflektif pada proyektor teknologi LCoS
Bentuk fisik LCD LCoS
Proyektor teknologi LCoS

1 komentar: